Bulan Desember dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia, merupakan bulan-bulan ujian atau bulan pengevaluasian hasil belajar siswa.

Hasil evaluasi belajar siswa tersebut biasanya dituliskan dalam sebuah rapor siswa. Isinya berkaitan dengan nilai siswa baik secara kognitif, sikap dan keterampilan.

Nah, di bulan Desember ini selain bulan untuk evaluasi belajar siswa, bulan ini juga merupakan bulan ujian para guru. Jadi, para guru juga akan menerima rapor. Loh...Bagaimana bisa? Bagaimana cara menilai guru?

Ada beberapa instrumen yang dilakukan kepala sekolah untuk memberikan penilaian seobjektif mungkin kepada para guru. Antara lain:

1. Rekap fingerprint kehadiran guru. Ada skor tertentu untuk guru dilihat dari absensi, baik kehadiran tepat waktu, izin tidak hadir atau keterlambatan.

2. Angket siswa. Setiap siswa diberikan instrumen untuk menilai guru-guru yang mengajar di kelas mereka. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab siswa dan masing-masing pertanyaan memiliki skor tertentu.

3. Uji kompetensi guru. Jadi guru juga diberikan soal-soal berkaitan dengan keprofesionalan sebagai guru.

4. Prestasi-prestasi guru. Guru-guru yang memiliki prestasi tertentu juga akan mendapatkan skor yang dapat meningkatkan jumlah nilai rapor.

Poin-poin tersebut merupakan poin yang dijadikan tolak ukur untuk menilai para guru. Tujuannya adalah agar guru terus memiliki semangat dalam mengajar, mengupgrade diri, serta berinovasi.

Kepala sekolah juga memberikan hadiah loh kepada guru yang memiliki nilai tertinggi. Biasanya di rangking satu sampai tiga. Nominalnya cukup menggiurkan. Ternyata menyenangkan sekali loh ikut kompetisi sesama guru, apalagi mendapat rangking.